Treking Lima Kilo Di Hutan Juanda

Hari kamis minggu lalu bersama dua teman saya berkunjung ke taman wisata dalam kota Bandung yaitu Hutan Juanda atau yang biasa disebut Dago Pakar.

Mengunjungi Hutan Juanda mudah, anda bisa naik kendaraan pribadi atau naik angkot jurusan Kalapa-Dago dan turun di terminal Dago, kemudian sambung dengan naik angkot ke Hutan Juanda. Biaya angkot Rp. 2.000 dan ojek Rp.5000.

Memasuki hutan Juanda anda harus membayar restribusi sebesar Rp.7500 dan Rp.500 asuransi. Total Rp.8.000. Parkir mobil Rp.5.000.

Pintu 1 dan pintu 2 Hutan Juanda berdekatan. Saya memilih masuk melalui pintu 1. Di dalam hutan sudah banyak rombongan-rombongan anak sekolahan dan beberapa pasang kekasih yang sedang pacaran, ada juga yang sedang foto prewedding.

Memasuki Hutan Juanda pertama-tama kita akan mendengar suara burung dan serangga, kesannya hutan banget. Masuk lebih dalam kita akan bertemu Goa Jepang. Goa nya lebar dan ada beberapa pintu goa yang sekaligus bisa menjadi tempat masuk.

Tidak sampai satu kilo berjalan kita akan bertemu goa Belanda. Goa ini panjang dan bisa menjadi area potong kompas bagi yang sedang treking.

Tujuan jalan-jalan di Hutan Juanda adalah mengunjungi Curug (air terjun) Omas dan Maribaya di Lembang. Menuju Curug Omas saya bersama teman menyewa jasa ojek, biayanya 20 rb per motor. Perjalanan sangat mendaki jadi harus hati-hati jangan sampai jatuh sebab di samping kiri ada jurang.

Beberapa kali saya singgah untuk foto-foro dalam perjalanan ke Curug Omas, di perjalanan itu, si tukang ojek banyak bercerita terutama tentang kondisi alam, serangga dan pedesaan di atas bukit.

Sebetulnya ada empat curug dalam jalur menuju Maribaya, tetapi curug omas lah yang terbesar. Di curug Omas sudah ada beberapa warung dan fasilitas wisata. Disana saya dan teman makan indomi dan teh hangat.

Setelah tenaga terkumpul, sesuai perencanaan semula, kami bertiga melakukan treking dari Maribaya menuju pintu 1 Hutan Juanda di Dago. Lintasan lumayan bagus karena menurun tapi kondisi jalan tidak begitu bagus ditambah lagi sepatu yang kebesaran membuat saya agak kewalahan.

Panjang treking sekitar lima kilometer. Sepanjang perjalanan kami mendengar banyak suara serangga dan burung. Dua orang tukang ojek setia menemani kami, menunggu kalau-kalau kami menyerah dan segera menaiki ojeknya.

Perjalanan pulang agak cepat karena sudah mulai malam, jadi perjalanan kurang kami nikmati. Untungnya kami bertiga jadi sambil jalan ya ngegosip. Tepat jam 6.30 sore kami tiba di pos dua, kondisi sudah sangat lelah tapi menyenangkan. Dari pintu dua kami ke parkiran pintu satu, seorang tukang parkir sudah menunggu kami disitu.

Hutan Juanda aka Dago Pakar sangat saya rekomendasikan bagi anda yang ingin bertualang, menikmati suasana hutan tapi malas ke luar daerah. Untuk jalur sebaiknya anda mulai dari Lembang, tepatnya di taman wisata Maribaya dan kemudian treking sepanjang 5 kilo atau dua jam menuju pintu satu di Dago.

Demikian perjalanan wisata saya di Hutan Juanda Bandung.

Penginapan Murah ala Backpacker Di Kota Bandung

Kota Bandung adalah salah satu daerah tujuan wisata yang ramai dikunjungi baik itu oleh turis asing maupun domestik. Lokasi yang berdekatan dengan Jakarta membuat Bandung selalu ramai oleh warga ibukota yang berakhir pekan. Karena ramainya itu maka bisnis penginapan menjamur dan bisa ditebak kalau harganya melangit terutama pada saat weekend. Para backpacker yang ingin menikmati keindahan kota Bandung harus siap merogoh kantung agak dalam untuk menginap di bandung.

Sulit sekali mencari penginapan murah di bawah Rp.100.000 per malam di bandung. Rata-rata untuk kamar standar dengan single bad harganya paling murah Rp.150.000. Saat weekend harganya akan membengkak.

Begitulah yang saya alami ketika akan berkunjung ke bandung dari solo. Awalnya saya berencana menginap di kontrakan teman yang mahasiswa ITB, jadi gratis, masalahnya adalah tepat setelah saya membeli tiket kereta api menuju bandung, sms dari teman masuk, katanya dia harus ke Jakarta. Waduuuh..

Akhirnya saya membuka laptop dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang penginapan murah di Bandung. Dan seperti yang saya katakan, mahal menginap di bandung. Hasil browsing Penginapan paling murah yang saya dapatkan adalah Guest house de hoff atria melalui website houseinbandung.com. Untuk single bad harganya Rp. 100.000 per malam dan double bad Rp.150.000 per malam.

Sistem booking via sms. Jadi saya nekat menghubungi pemilik dan diminta transfer 50% dari harga sewa. Saya ambil tiga malam dan segera mentransfer Rp150.000 sebagai tanda jadi. Setelah transfer diterima, saya menerima sms alamat dari penginapan ini yaitu Jl. Westhoff No. 18 Bandung.

Di kereta saya mulai bertanya sana sini dan melakukan searching di google maps. Hasilnya ada angkot yang menuju jalan Westhoff dari Stasiun Hall Bandung. Jadi caranya, keluar dari stasiun melalui jalur utara kemudian naik angkot warna biru jurusan Sukajadi, jangan lupa bilang sama pak sopir turun di jalan Westhoff atau jalan Doktor Otten atau bisa juga di jalan Rajiman.

Kalau sudah tiba di jalan Westhoff tinggal cari No. 18. Tidak ada plang ataupun tanda bahwa ini penginapan atau guesthouse apalagi hotel. Langsung bel saja nanti ada petugasnya yang bukain pintu. Sebut nama dan bilang sudah transfer tanda jadi. Jadi nanti pelunasan biaya penginapan melalui penjaga tadi.

Untuk kelas backpacker kamar lumayan, bersih dan tidak kumuh. Kamar mandi luar tapi ada dua dengan fasilitas air hangat dan dingin, ada dispenser dan kompor gas. Kamar ada meja, kursi, kasur dan selimut. Lemari mungkin bisa disiapkan jika anda minta di penjaganya.

Sejatinya ini adalah tempat kos, dari nanya-nanya di sana sewa kos nya Rp.800.000 per bulan. Jadi menurut saya biaya sewanya masih bisa turun, lakukan nego pada pemilik jika anda berencana menginap dua malam atau lebih, apalagi jika anda datang bukan saat weekend.

Lokasi penginapan lumayan strategis, dekat dengan mall Istana Plaza. Untuk ke PVJ (Paris Van Java) dan Ciwalk bisa jalan kaki. Terus disepanjang jalan Doktor Rajiman berjejer warung makan yang buka siang dan malam. Dari salah satu penjual soto di tempat tersebut, namanya Amin asal Lamongan, saya dapat info kalau tidak jauh dari situ ada hotel murah, yang harganya Rp.75.000 per malam. Woww.. Jadi setelah makan saya langsung ke lokasi, harganya ternyata sudah naik jadi Rp.95.000. Nama hotel tersebut adalah Hotel Catellya di jalan Rum. Dari perempatan Westhoff – Rajiman terus saja menuju jalan Rum. Nanti akan keliatan plang namanya dari jauh.

Ini pengalaman saya seminggu yang lalu, sekarang saya menginap di kontrakan teman, gratis :). Demikian pengalaman saya mencari penginapan murah ala backpacker di Bandung. Semoga bermanfaat.