in Jurnal harian

Lesehan Pak Dani

Lesehan Pak Dani terletak di jalan Perintis Kemerdekaan. Dikatakan lesehan karena orang makannya berlesehan alias tidak pakai kursi.

Dahulunya lesehan Pak Dani ini hanya terkenal di kalangan mahasiswa saja. Tapi sekarang sudah menjadi restauran yang ramai pengunjungnya. Saya pikir tidak lama lagi lesehan ini akan terjun ke bisnis waralaba.

Tadi malam kebetulan saya berada di daerah Tamalanrea, mengendarai si siti dari RS Wahidin. Bermaksud bernostalgia akhirnya singgahlah saya di lesehan Pak Dani. Woww jam sepuluh malam dan pengunjungnya masih ramai. Beberapa mahasiswa duduk beramai-ramai, ada juga satu keluarga sepertinya mereka sedang merayakan sesuatu.

Saya memilih duduk di pojokan, tempat strategis memantau keadaan. Di sebelah saya, ada sepasang mahasiswa, sepertinya mereka pacaran, dohh mesranya, ceweknya gak cakep yah sebandinglah dengan si cowok but whatever selama mereka bahagia rupa jadi gak penting.

Oiya semua pegawai di lesehan Pak Dani menggunakan seragam warna pink dan kebanyakan wanita. Beberapa diantaranya manisss. Ehh yang satu itu suka melirik-lirik ke saya, tau ajja dia saya lagi sendiri.

Lumayan lama menunggu pesanan tiba. Saya pesannya Ikan bakar baronang, nasi putih dan cah kanhkung plus teh manis panas. Sambil nunggu pesanan tiba ngetwit dikit sambil jepret sana sini. Jadi deh. Nahh ini dia makanan saya datang.

Penutup, ada yang aneh sewaktu membayar tadi. Masak makanan segitu harganya Rp.44.000, saya periksa notanya dan hitung ulang Oalahhh ternyata cuman Rp26.000. Saya memandang Bapak kasir dan mencium aroma korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Tapi sudahlah semoga si Bapak cuman salah hitung aja.

***
Ingin berteman atau menghubungi saya langsung? Follow me di twitter @ansharas

Write a Comment

Comment