Hari ini ada tiga berita yang menurut saya sangat super sekali. Pertama. Angelina Sondakh dihukum lebih ringan karena aktifitasnya melindungi orang utan. Kedua, Roy Suryo terpilih jadi Menpora. Dan ketiga pendukung pasangan calon nomor satu dan dua bentrok di jalan Haji Bau.
gue mau punya tabungan 33 milyar terus dipenjara empat setengah tahun. Begitu kutipan sebuah postingan di twitter malam ini. Iya sama, saya juga mau kalau dipenjara cuma empat tahun, pas bebasnya dapat duit bermilyar-milyar.
Apalagi kalau berkelakuan baik selama dipenjara, nanti setiap lebaran dan 17 Agustusan bisa dapat remisi potong masa tahanan. Totalnya tidak sampai tiga tahun, plus setiap bulan dapat keringanan membesuk anak. Ah enak benar jadi koruptor di Indonesia. Padahal kata pak ketua KPK, korupsi adalah tindak kejahatan kuar biasa, jadi memerlukan penanganan yang luar biasa pula. Kok kedengarannya seperti gombal yak.
Berita kedua, Roy Suryo jadi Menpora. Waktu baca beritanya di detik, saya sempat bingung dan mengira mungkin ada orang lain yang bernama Roy Suryo, ah ini mungkin Roy Suryo lain yang jadi Menpora.
Setelah saya search sana sini ternyata memang Roy Suryo yang itu (hi Roy).
Tapi memang jika kita periksa lebih seksama, ada hubungan erat antara Menpora sebelumnya dengan Roy Suryo. Apakah itu?
Kumis, yaa kumis. Coba perhatikan foto di bawah ini.
Dan terakhir ini dia…..
Berita soal kumis Menpora ini ada di situs Metro, tapi setelah saya search lagi gak nemu-nemu padahal mau pasang linknya disini.
Berita ketiga yang bikin saya mengelus dada malam ini adalah pendukung calon nomor satu dan dua akhitnya bentrok. Dua “musuh bebuyutan” ini akhirnya bertemu di laga pilgub Sulawesi Selatan. Yang membuat saya tidak habis pikir adalah kenapa ada orang mau bentrok dan saling menyakiti demi orang lain yang belum tentu mengenalnya. Mungkin ini yang disebut fanatik. Perasaan rela disakiti dan menyakiti demi sesuatu.
Hal yang tidak saya senangi dalam politik adalah sistem ini mengajarkan kebencian, mau menang sendiri, kekuasaan adalah tujuan, dan lain-lain yang bertujuan keduniawian saja. Saya jadi ingat adik saya, katanya demokrasi itu haram!
Hah?
***Ingin berteman atau menghubungi saya langsung? Follow me di twitter @ansharas