in Jurnal harian

Corona

Ini adalah hari ke 25 saya mengisolasi diri ditengah merebaknya wabah virus corona di Indonesia. Bukan jumlah hari yang sedikit bagi mereka yang tidak biasa.

Sebagai pekerja freelancer bekerja dari rumah bukanlah hal yang baru bagi saya. Sebelum menjalankan WFH yang dianjurkan pemerintah, sudah hampir 20 tahun saya bekerja dari rumah.

Pekerjaan saya selama ini adalah publisher website, membuat konten-konten dan tulisan untuk kemudian saya publish di beberapa website yang saya kelola.

Satu tahun belakangan ini, pekerjaan saya bermetamorfosa menjadi seller di market place. Tapi meski berjualan online, sebagian besar waktu tetap saya habiskan di depan komputer dari rumah.

Meski telah terbiasa bekerja dari rumah, menjalani hari-hari di tengah hiruk pikuk pemberitaan virus corona tetap meningkatkan stres di dalam diri.

Tekanan paling kuat adalah memikirkan kondisi kesehatan orang tua dan saudara-saudara di Makassar.

Tinggal sendirian di kota Malang tidaklah begitu merepotkan selama stok makanan dan minuman terpenuhi. Dan tentu saja selama akses internet lancar jaya.

Tapi memikirkan bahwa virus ini bisa menular dan berdampak sangat buruk ke orang orang tua tentu membuat saya ngeri juga. Takut jika virus itu sampai ke lorong-lorong di dekat rumah atau masuk ke dalam masjid tempat Bapak saya sering sholat.

Semoga tidak semoga tidaak!

Ini adalah hari ke-25 saya isolasi diri. Saya menghitung ada 3 kali saya keluar rumah karena kebutuhan nyetok makanan. Dan rasanya seperti berangkat perang, padahal cuma ke pasar dan alfa.

Sambil menunggu wabah mereda, Insyallaah saya mulai menulis lagi di blog ini, tujuannya untuk menyalurkan sedikit stres, dan tentu saja untuk mengisi waktu yang terlalu banyak di dalam rumah.

Ini ada beberapa meme yang lucu ta ambil dari google soal corona fuck.

ga ngotak

***
Ingin berteman atau menghubungi saya langsung? Follow me di twitter @ansharas

Write a Comment

Comment